Iklan

D.O MASA DINI ATAU TAHUN POLITIK MASA KINI? (KRISIS MORAL DAN HILANGNYA NILAI-NILAI KEMANUSIAAN)

Lapmi Ukkiri
26 March 2018
Last Updated 2020-06-23T04:28:28Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

Oleh: Zaenal Abdi

Banyak fenomena yang terjadi tiap tahunnya bahkan banyak moment-moment menarik yang terjadi setiap tahun. Namun berbeda dengan tahun ini, tahun ini mengundang perhatian yang lebih terhadap fenomena yang terjadi. Ada apa dengan tahun ini ? Tahun ini merupakan tahun yang khusus bagi pecinta politik. kenapa tidak . pemilu terjadi secara serentak diberbagai daerah , hal ini yang memicu korporasi dan para petinggi Negara lainnya, untuk bermain dibelakang layar.tak pelak lagi para petinggi kampus yang notabenenya tokoh intelektual kini memudar menjadi tokoh politik. ada apa ditahun 2018? Saya akan mengulas peristiwa penting dalam tahun politik ini mulai dari system sampai pada pelaku.
Tahun politik adalah tahun yang membuat manusia awam menjadi manusia yang kenyang dari kelaparan, sandiwara para politisi yang telah mencerminkan kebaikan dengan memberi sesuatu (material) pada masyarakat untuk di akui kebaikannya. Meskipun hal yang ia lakukan merupakan manipulasi sejarah dan jual beli watak. Dengan cara itulah para politisi akan mendapat pujian dari masyarakat agar diketahui secara eksistensi kediriannya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari perpolitikan nusantara. – berangkat dari filsafat sejarah ali syariati (sosiologi islam), perpolitikan sudah terjadi sejak anak adam ( habil dan khabil) pertentangan keduanya telah mencerminkan antara kaum popilis dan kaum elitis, perpolitikan pada masa itu dipegang oleh kaum elitis. Dan hal ini pun terjadi pada masa sekarang, bukan hanya terjadi di eropa melainkan terjadi pula di Indonesia. Indonesia terkenal dengan system perpolitikan yang kolot ( saling mengendarai demi kepentingan pribadi). Nah bertepatan dengan tahun ini 2018 sebagai tahun perpolitikan terbesar. Dimana para politisi,sebagaimana yang telah saya kemukakan diatas, bertarung mencari perhatian rakyat, rakyat dipuja sebagai dewa yang menentukan nasib para politisi. Raut wajah dari masyarakat menggambarkan kebahagiaan untuk tahun ini, bertingkah seolah-olah raja dan politisi sebagai budak kekuasaan, ini terjadi selama tahun politik berlangsun, tumbuh dan subur itulah masyarakat.

Permainan yang telah dilakukan para petinggi Negara untuk melindungi dirinya dengan cara membentengi diri dengan -UU MD3-  peraturan yang dibuatnya menjadikan dirinya (pejabat) sebagai mahluk penganti tuhan dimuka bumi segala kebenaran hanyalah miliknya. Sikap tegas yang diambil oleh pejabat Negara merupakan bentuk ketakutan terhadap masyarakat yang tiap hari makin mengetahui bahkan makin kritis. Atau dalam sudut pandang radikal bahwa permainan busuk yang dimainkan pada politisi pejabat Negara sudah mulai tercium oleh masyarakat. Sehingga, MD3 keluar sebagai teguran pada masyarakat agar kiranya tidak ikut campur dalam permainan politik yang telah dimainkannya. Dalam sudut pandang olahraga, bisa dikatakan politisi adalah pemain yang berusaha menjadi wasit dari permainannya melawan masyarakat,segala bentuk pelanggaran dipegang oleh dirinya (pejabat) dan yang menentukan menentukan menang dan kalahnya adalah dirinya. Bermain sekaligus berkuasa atau menguasai itu adalah pejabat Negara, hidup dalam kekayaan yang merasa miskin.

Fenomena yang lain terjadi pula diberbagai lembaga bahkan terjadi diwilayah kampus. Salah satu contoh yang sempat mengundang perhatian adalah UIN SUKA (SUNAN KALIJAGA) tentang larangan menggunakan cadar. Fenomena ini terlihat kecil namun efek pada permainan politik cukup besar. Ada beberapa kaum islam fanatic atau radikalisme yang mengembargo fenomena ini hingga memberikan teguran keras terhadap rekto uin suka mengenai sk larangan cadar. Namun dalam hal ini  para kaum radikalisme atau fanatisisme tidak mengetahui sebab keluarnya larang ini, dalam bahasa yang di kemukakan rector merupakan teguran atau bimbingan terhadap mahasiswa yang memakai cadar,  namun ada beberapa pihak memanfaatkan momen ini sebagai momen politik begitupula terjadi pada penggiat media politik. fenomena ini terlihat biasa-biasa saja namun bertepatan dengan tahun politik maka fenomena ini merupakan sesuatu yang besar. Gerakan cepat yang diambil oleh pihak kampus dalam mengklarifikasi fenomena ini dalam sebuah konfrensi pers, menyatakan sikap mencabut ucapan yag sempat di keluarkan bahkan sempat menganti dengan kata – sebagai bimbingan untuk mahasiswa yang menggunakan cadar-. Bukan hanya pada birokrasi yang bermain politik melainkan ia di kendalikan oleh beberapa pihak. Intelektual saat ini tidak dipergunakan dalam melakukan perlawanan politik. tapi malah sebaliknya seorang pemikirpun terjerumus pada sector perpolitikan. Bagaimana tidak,kebutuhan ekonomi yang mereka kejar semakin dekat. tahun ini merupakan tahun khusus para materealisme untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Sandiwara intelektual dan prostitusi politik semakin besar dikalang kampus. Mahasiswa terdidik untuk menjadi pemain politik yang diperoleh dari cerminan perilaku birokrasi.  Kampus yang notabenenya tempat produksi manusia yang intelek menjadi produksi manusia politik. satu hal yang mesti kita ketahui bahwa semakin banyak melahirkan manusia politik maka Negara semakin rentang dengan korupsi. Salah satu pemicu korupsi adalah perpolitikan sebab dana yang dikeluarkan berbanding terbalik dengan pemasukan all hasil jalan lain untuk pengakumulasian modal atau mengembalikan modal adalah korupsi. Silsila politik adalah melahirkan kerugian dan membangun kubuh-kubuh korupsi. Hal ini bisa diferifikasi dari beberapa fakta yang ditemukan. Dari riset data OTT yang dilakukan KPK telah terbukti bahwa lebih banyak pemain politik yang tersandung kasus korupsi ketimbang pebisnis maupun korporasi.  Dan ini fakta.  Jadi hati-hati dalam melahirkan manusia-manusia politik dengan membuka probabilitas beberapa tahun kedepan Negara akan tenggelam dengan kasus korupsi.

Dengan membuka probabilitas dan hipotesa. Permainan politikpun terjadi pada kampus peradaban yang kita cintai UIN ALAUDDIN MAKASSAR. Berangkat dari fenomena dimana kalangan mahasiswa atau sekelompok mahasiswa yang – (telat membayar SPP)-D.O akibat kelalaian system. Ini menjadi pertanyaan besar bagai birokrasi. Apakah tidak ada jalan lain selain D.O .? ataukah hal ini memiliki keterkaitan dengan moment politik.? . aliansi mahasiswa menggugat memberikan teguran keras terhadap birokrasi bahwa jangan mainkan kami (mahasiswa) sebagai senjata politik karena kami (mahasiswa) akan berdirih kokoh dipersimpangan jalan.  Dari hasil aksi beberapa hari yang lalu tidak memberikan hasil yang di inginkan. Jalan lain adalah memboikot para petinggi-petinggi kampus sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa, hak dan kewajibannya direbut kuat oleh kaum intelektual bajakan (birokrasi). Terbentang luas antara D.O masa dini atau tahun politik masa kini.?. bisa dikatakan kampus peradaban telah menjadi prostitusi politik dari kalangan internal birokrasi.

Hal ini yang menghilangkan nilai-nilai kemanusian dan membuat manusia krisis moral, dari beberapa fakta yang ditemukan bahwa ,para birokrasi saat ini bukanlah mendidik melainkan membuat mahasiswa menjadi senjata politik mereka, sementara meraka (birokrasi kampus) pandai bersandiwara dan bertuhan bagaikan orang munafik.  Berbicara moral dalam pidato atau sambutan sementara meraka sendiri adalah binatang yang menjelma. Mengarahkan mahasiswa kejelan yang baik smentara mereka terkubur dalam keburukan. Mengajarkan mahasiswa tatacara bersilaturahmi tapi mereka berteman dan saling memangsa. Mengajarkan mahasiswa contoh-contoh yang teladan sementara mereka bertingkah layaknya binatang pemangsa.  Jangan salahkan mahasiswa menggugat karena kesadaran mereka. Mahasiswa terdidik sebagai kaum intelektualis bukan kaum munafik. Mahasiswa terdidik sebagai regenerasi para pemikir bukan politisi yang berfikir materealistis. Mahasiswa terdidik sebagai cerminan peradaban bukan sebagai tokoh sandiwara seperti birokrasi.

Birokrasi dengan intelektual yang ia miliki telah menggugurkan moralitasnya dan juga orisinalitas kemanusiaan. bahkan jarang ditemukan pada birokrasi yang mencerminkan nilai-nilai kemanusian dan jarang ditemukan pula birokrasi  memiliki moralitas sebagai manusia.meskipun tidak semua birokrasi seperti itu ,namun ada beberapa yang seperti itu. dan  hanya ditemukan penjara-penjara intelektual dalam kampus. kaum prakmatis dan tradisi perbudak birokrasi pada mahasiswa, hanya itulah yang ditemukan pada rana kampus. Teguran keras bagi mahasiswa agar kiranya mahasiswa tidak pintar karena dianggap membahayakan gerakan politik birokrasi dengan  cara memperketat system kampus atau membuat aturan baru yang dapat mematikan gerakan mahasiswa..

Adakalanya manusia sebagai hewan yang berfikir. perkataan dan perbuatan tidak selaras. Artinya secra teoritis para birokrasi kampus mapan namun secara praktisi ia tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dalam mengambil kebijakan. Bahkan ia menegasikan moralitas. Secara fitrah manusia ia kehilangan orisinalitas nilai-nilai kemanusiaanya. Meskipun ia sorang pejabat kampus namun ia tidak sadar bahwa dirinya kehilangan keaslian manusianya dan hanya menjadi separuh manusia.

D.O  masa dini yang sering dikatakan oleh mahasiswa kini menjadi bahan olokan. Birokrasi tidak sadar diri bahwa ia telah merusak eksistensi kampusnya sendiri, membuat aturan yang mengundang paradox antara dirinya (birokrat) dan mahasiswa. Tidak bertemunya pemikiran antara mahasiswa dan birokrat sehingga meninggalkan pertentangan yang menghasilkan konflik nantinya. Jika hal ini tidak terselesaikan maka benturan keras dari mahasiswa dihari-hari esok akan terjadi. Keduanya licik dalam bermain yang satu menggunakan system moralitas atau kolektifitas, yang satunya menggunakan system hewani atau kebinatangan atau mementingkan dirinya sendiri. tidak terpancarnya nilai-nilai kemanusiaan pada keputusan birokrat hingga melahirkan kekecewaan pada mahasiswa, tangisan dan perlawanan adalah bentuk kolektifitas dari mahasiswa. Kolektifitas inilah yang digenggam kuat oleh mahasiswa hingga melahirkan perlawan pada birokrat. Perjuangan mahasiswa adalah kehendak tuhan .

Kita bisa menganalisis dan membuka hipotesa, bahwa fenomena yang terjadi di kampus UIN Alauddin Makassar sekarang  memiliki keterkaitan dengan para pemain politik partai. Salah satu yang menjadi target para pemain politi adalah kampus, sebab kampus merupakan salah satu tempat dengan suara yang banyak, bisa dikatakan kampus memiliki suara kisaran 20 – 30 % . dan ini merupakan target bagi pada politis memperebutkan suara-suara dari kampus dengan cara mengajak para petinggi kampus dalam bermain politik, dengan itu para petinggi kampus membuat suatu isu atau fenomena yang menarik perhatian mahasiswa dengan itu diantara ribuan mahasiswa ada satu yang menjadi komando dari ribuan mahasiswa,komando itulah yang nantinya diangkat dan diajak kerjasama guna mengarahkan massanya pada satu partia, dengan tawaran yang menggiurkan oleh para politisi terhadap komando massa kampus.  Hal ini tidak hanya terjadi pada kampus UIN saja dengan isu D.O masa dini. Namun, juga terjadi di beberapa kampus besar di Makassar. Contoh semisal. UNHAS dengan isu Kampus Rasa Pabrik, yang nantinya menarik simpati massa aksi guna mengetahui komando massa dan dimainkan pada rana politik. Bukan hanya UNHAS. Hal ini pun terjadi pada kampus besar.seperti UNM dengan isu D.O kurang lebih 2400  mahasiswa  dengan alasan IPK dibawah 2,00. Dilanjutkan dengan UIN dengan isu D.O masa dini . Ada apa dengan kampus.? Cerminan peradaban intelektual masa depan kini menjadi tempat prostitusi politik. ataukah manusia sudah lepas dari orisinalitas nilai-nilai kemanusiaanya. Atau manusia sudah melepaskan moralitas pada dirinya. Dan membentuk moralitas baru.?. syyed Husain nasr mengemukakan sebagai kata pengantar dalam buku wacana spiritual timur dan barat.- bahwa manusia sudah keluar dari lingkara eksistensinya. Artinya manusia yang notabenenya bertuhan atau mengetahui eksistensi dirinya sebagai manusia, kini di kebumikan oleh modernitas yang bersifat materialisme dan melepaskan manusia dari lingkaran kehidupannya dan bergantung pada materi sebagai tuhan mereka. Spiritual bukan lagi sebagai jalan penghambaan dan penyelesaian masalah. Atau bisa dikatakan nilai kemanusian atau moral manusia telah dihilangkan dengan modernitas. Begitupun yang terjadi pada rana kampus, nilai kemanusian atau moral manusia telah dihilangkan dengan moment politik tahun itu, sehingga manusia bertingkah layaknya binatang yang mencari makan.

Salah satu cara untuk mengatasi kasus yang terjadi di UIN ALAUDDIN MAKASSAR dengan membuat forum diskusi pada birokrat dan saling memahami kondisi,bagaimana mahasiswa memahami kondisi birokrat dan juga bagaimana birokrat memahami kondisi mahasiswa dengan itu barulah membangun kesepakatan terkait dengan kasus ini. keduanya saling menguntungkan bagaimana hak mahasiswa untuk melanjutkan studynya tercapai dan bagaimana gerakan perpolitikan birokrat berjalan lanjcar. Namun tidak saling mendikotomikan keduanya. Membangun kerukunnan antara mahasiswa dan birokrat dan mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan pada tataran kampus maupun Negara. Hal ini bukan hanya pada sector kampus tapi juga para politisi diluar sana agar bagaiman membangun dan saling memanfaatkan antara politisi dan masyarat. Keduanya terhubung oleh kebutuhan yang sama.sama-sama positivistic.

Sebagai kesimpulan bahwa moment perpolitikan tahun ini jangan sampai memecah belah nilai-nilai kemanusiaan dan menggugurkan atau mengubur moralitas manusia sebagai manusia. saling menjaga tradisi NKRI sebagai Negara kesatuan. Politik boleh tapi jangan saling mendikotomikan demi kepentingan individu. Jadikan politik sebagai permainan kolektivitas dan mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. tanpa terkecuali,siapapun yang bermain politik, dengan begitu tingkat penekanan terhadap korupsi bisa terminimalisir. Sekali lagi jadikan politik sebagai kepentingan kolektifitas bukan individu.

Salam..

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl