Media Ukkiri-Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar (UINAM), keluhkan drainase rusak, hingga menimbulkan aroma tidak sedap, di pelataran fakultas dan ruangan FDK, Minggu (13/7/2025).
Diketahui, drainase yang rusak tersebut, berada disamping FDK yang bersebelahan dengan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Akibatnya, aktivitas sivitas akademik menjadi terganggu.
Salah satunya, Y (inisial), Y merupakan mahasiswa FDK yang rela memarkir motornya di tempat lain demi menghidar dari aroma tersebut.
"Lebih baik parkir motor ke tempat lain biar tidak terhirup baunya. Supaya tidak lewat situ juga", cetusnya.
Lebih lanjut, Ia berharap pada pimpinan fakultas agar membenahi drainase yang rusak. Sehingga nantinya tidak lagi mencemari lingkungan, membawa penyakit dan mahasiswa lebih nyaman.
"Kalau memang belum bisa diperbaiki, setidaknya memberikan kebijakan akan perbaikan selokan, jadi nantinya itu tidak ada lagi kesalahpahaman", harapnya.
Di sisi lain, Dani (samaran), juga mengungkapkan bahwa dampak kerusakan drainase tersebut dapat mengganggu proses perkuliahan.
"Mengurangi konsentrasi saat kuliah, akibat bau tak sedap itu", ungkapnya.
Menurutnya bahwa selain dari bau tak sedap, lingkungan FDK juga kurang bersih, sehingga orang-orang yang beraktivitas dapat menimbulkan kesan negatif.
"Kondisi lingkungan minim, membuat kesan negatif terhadap fakultas dan kampus", ujarnya.
Selain Y, Dani juga berharap pada pimpinan fakultas agar dapat memperbaiki drainase tersebut.
"FDK Saya sudah menganggap sebagai rumah, tentu saya menuntut pihak bersangkutan untuk melakukan perbaikan", harapnya.
Sementara itu, Wakil Dekan II, Rahmawati Haruna, mengungkapkan sebelum melakukan perbaikan perlu adanya tahap observasi sehingga mengetahui permasalahan tersebut, sehingga dalam perbaikan tepat sasaran.
"Saya bersama teman-teman FDK akan mengecek, apakah bau tersebut dari limbah makanan atau dari saluran kamar mandi, lalu kita akan mencari jalan keluar" ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menegaskan, kalau perbaikan drainase belum bisa dibenahi -- sebab imbas efisiensi. Terutama karena adanya program prioritas yang mengharuskan anggaran peruntukkan sesuai kebijakan yang telah ditentukan.
"Kalo untuk kerusakan, kita sekarang belum bisa melakukan perbaikan, karena efisiensi makanya dianggarkan sesuai priority program yang betul-betul urgen", tutupnya
Reporter: Atma Sudarminata
Editor: Affanullah