masukkan script iklan disini
LAPMI, UKKIRI - Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Gowa Raya berhasil menggelar Seminar Keperempuanan dengan tema “Gender dan Feminisme Dalam Perspektif Islam” via zoom. Minggu, (14/02/21)
Webinar kali ini menghadirkan Komisioner Komnas Perempuan RI, Prof. Alimatul Qibtiyah, Dr. Muhammad Ashar (Akademisi) dan Nurul Bahrul Ulum (Pendiri Cherbon Feminist) sebagai narasumber.
Prof. Alimatul Qibtiyah memaparkan bagaimana kondisi perempuan Arab jahiliyah, hingga bagaimana akar penyebab ketidak adilan Gender.
“Penyebab ketidakadilan gender bermula dari konstruksi sosial budaya tentang gender, kebijakan yang bias gender, hingga pemahaman agama yang menimbulkan stereotip, subordinasi, marginalisasi” jelasnya.
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa feminisme berawal dikarenakan banyaknya cara berfikir, penafsiran hingga keyakinan yang menempatkan perempuan tidak senilai dan bahkan rendah dibawa laki-laki. Dengan itu perlakuan tidak adil terhadap perempuan hinggga melahirkan diskriminasi terhadap perempuan makin membudaya.
“Feminis muslim meyakini bahwa islam mengajarkan keadilan dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, Tujuan feminis muslim adalah mengembalikan nilai-nilai keadilan yang menjadi semangat ajaran dalam Al-Qir’an dan yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW” lanjutnya.
Membahas keadilan dan kesetaraan gender, Nurul Bahrul Ulum menegaskan peran laki-laki dan perempuan setara, dan masing-masing memiliki tanggung jawab atas diri masing-masing sebagai manusia di hadapan Tuhan.
“Ngomongin kesetaraan dan keadilan gender itu ada pada Al-Qur’an, Al-Qur’an menegaskan laki-laki dan perempuan adalah setara dan bahwa syarat orang yang bertaqwa adalah adil, yang dijelaskan pada Surah At-Taubah (9:71) dan surah Al-Baqarah (2:1887)” paparnya.
Sinarti Yusuf, Ketua KOHATI Cabang Gowa Raya juga mengatakan bahwa sampai saat ini, banyak opini yang ditujukan kepada perempuan baik berkonotasi positif maupun negatif.
"Namun saat ini perempuan dimata masyarakat luas masih identik dengan manusia yang ternomor duakan dibanding dengan laki-laki meskipun tidak dipungkiri bahwasanya telah banyak perempuan yang kemudian berhasil menunjukkan eksistensinya dirinya dengan berbagai macam cara." Ujarnya
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa pandangan yang keliru inilah yang ingin KOHATI luruskan bahwa gender yang selama ini sangat melekat dalam diri perempuan itu sangat salah.
"Gender merupakan sebuah perilaku,sebuah sifat dan semua yang tidak ada kaitannya dengan alat reproduksi. Maka dari itu gender bukan saja milik perempuan tapi menyeluruh. Dan semoga dengan adanya gerakan feminisme kemudian permasalahan perempuan yang sangat kompleks ini mampu untuk dituntaskan. Feminisme bukan soal Islam maupun non Islam tapi lebih kepada apa tupoksi dari gerakan ini." Tutupnya
Webinar yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini tidak memangkas semangat warga net untuk tetap aktif dalam diskusi yang berlangsung. Room zoom yang memenuhi kuota hingga live streaming facebook mencapai 687 viewers.
Reporter: Rifa'Atul Mahmudah
Editor: Rezky Amelia Jumain
