masukkan script iklan disini
![]() |
| pic by google.com |
Oleh: Arlansyah
Makna kapitalisme oleh Adam smith, dengan buku
termasyhurnya, The Wealth of Nations.
Untuk kepentingan publik dia mengilustrasikan dengan
sangat jelas: "Apa yang kita harapkan untuk makan malam kita tidaklah
datang dari keajaiban dari si tukang daging,si pemasak bir atau si tukang roti,
melainkan dari apa yg mereka hormati dan kejar sebagai kepentingan pribadi.
Malah seseorang umumnya tidak berkeinginan untuk memajukan kepentingan publik
dan ia juga tidak tahu sejauh mana ia memiliki andil untuk memajukannya. Yang
ia hormati dan ia kejar adalah keuntungan bagi dirinya sendiri. Di sini ia di
tuntun oleh tangan-tangan yang tak terlihat (the invisible hands) untuk
mengejar yang bukan dari kehendak sendiri. Bahwa itu juga bukan merupakan
bagian dari masyarakat, itu tidak lantas berarti suatu yang lebih buruk dari
masyarakat. Dengan mengejar kepentingan masyarakat lebih efektif dibandingkan
dengan jika ia sungguh- sungguh bermaksud memajukannya.
Saya tidak pernah
menemukan kebaikan yang dilakukan mereka yang sok berdagang demi kepentingan
publik. Penjelasan ilustratif tersebut sebenarnya tidak bermaksud lain kecuali
kehendak untuk memaknai kapitalisme dengan memadukan kepentingan individu di
satu pihak dan kepentingan publik di pihak yang lain. Dari premis itu ialah
bahwa kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang lebih berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan ekonomi secara individu.
Meskipun demikian, orientasi
individu tetap merupakan tahapan awal bagi kepentingan publik atau sosial.
Motif sosial yang tersembunyi (hidden social motive) yang di sebut Smith
sebagai the invisible hands. Mempelajari paradigma dan ide dasar kapitalisme
juga bisa dilakukan dengan membuat interpretasi-interpretasi karya Smith
seperti yang banyak dilakukan.
Kita memahami bahwa masterspiece Smith
sesungguhnya hanya meletakkan gagasan-gagasan cemerlangnya secara umum saja.
Sjahrir (1995) menerjemahkan the wealth of nations yang membidani lahirnya
teori kapitalisme itu dengan membuat rincian sederhana seperti, apa yang harus
di produksi dan dialokasikan, bagaimana cara memproduksi dan mengalokasikan
sumber daya dan hasil produksi.
Pemahaman lain tentang ide dasar kapitalisme
juga di berikan oleh Max Weber. Ia mendefenisikan kapitalisme juga sebagai sistem
produksi komoditi berdasarkan kerja berupah untuk di jual dan di perdagangkan
guna mencari keuntungan. Ciri produksi berdasarkan upah buruh itu merupakan
karakter mendasar bagi kapitalisme.
Bagi Weber, ciri kapitlisme yang lebih mendasar lagi adalah pada sistem pertukaran di pasar. Sistem di pasar ini menimbulkan konsekuensi logis berupa rasionalisasi yangmengacu pada bagaimna
cara meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dengan kata lain, bagaimana melakukan akumulasi kapital secara terus menerus. Akumulasi kapital itu dimaksudkan untuk melakukan produksi barang atau jasa yang lebih menguntungkan (moreprofitable). Keuntungan inilah yang secara dominan bagi rasionalitas
teknologi.
Sedangkan bagi Marx, kapitalisme tidak didefenisikan oleh motif atau orientasi kau kapitalis. Apapun motif yang mereka sadari,
mereka sebenarnya didorong oleh logika sistem ekonomi untuk memupuk modal.
Kapitalisme bagi Marx suatu bentuk masyarakat kelas yang distrukturasikan
dengan cara khusus di mana manusia diorganisasikan untuk produksi kebutuhan
hidup.
Sejalan dengan zaman, kapitalisme terus berkembang, bergerak dan beradaptasi dengan sejarah. Jorge Larrain, mengemukakan, "Kapitalisme dicirikan oleh dominasi objek atas subjek,
modal atas pekerja, kondisi produksi atas produsen, buruh mati atas buruh hidup. Bahkan menurut Marx, kapitalisme adalah hasil dari praktik reproduksi
manusia. Pada 1887, muncullah Das Capitalnya Marx yang amat termasyhur itu.
Marx mengatakan bahwa kapitalisme itu mempunyai ciri mutlak, yakni borjuis dan
eksploitasi. Oleh karenanya, begitu marx dengan revolusi kekerasanlah
pemerintah sosialis harus didirikan. Demi terjaminya stabilitas sistem ini,
maka ia harus di jaga oleh sistem kepemimpinan yang diktator proletariat.
Kapitalisme yang di buat oleh Lorens Bagus, berasal dari bahasa inggris, capitalism
atau kata
latin, caput yang berarti kepala. Kapitalisme itu sendiri adalah sistem perekonomian
yang menekankan peranan kapital atau modal. Poin-poin penting yang bisa di
lihat dan biasa digunakan untuk mengartikan kapitalisme adalah:
Pertama, kapitalisme
adalah ungkapan kapitalisme klasik yang dikaitkan dengan apa yang dimaksud oleh
Adam Smith sebagai permainan pasar yang memiliki aturan sendiri. Ia yakin bahwa
dengan kompetisi, pekerjaan dari tangan yang tidak kelihatan akan menaikkan
harga pada tingkat alamiah dan mendorong tenaga kerja atau modal mengalami
pergeseran dari perusahaan yang kurang menguntungkan. Ini berarti kapitalisme
merupakan usaha-usaha kompetitif manusia yang akan dengan sendirinya berubah
menjadi kepentingan bersama atau kesejahteraan sosial (social welfare).
Kedua,
kapitalisme merupakan ungkapan prancis laissez-faire,laissez-passer,
yang berarti
'semaunya', yang dilekatkan sebagai ungkapan penyifat. Ungkapan laissez-faire
menekankan sebuah pandangn dalam sistem ini, kepentingan ekonomi dibiarkan
berjalan sendiri agar perkembangan berlangsung tanpa pengendalian negara dan
dengan regulasi seminimal mungkin. Ketiga, kapitalisme
adalah ungkapan Max weber bahwa ada keterkaitan antara bangkitnya kapitalisme
dengan protestanisme. Kapitalisme merupakan bentuk sekuler dari penekanan
protestanisme pada individualisme dan keharusan mengusahakan keselamatan
sendiri.
(Selamat menanti waktu berbuka puasa, dan berbukalah
dengan yang marxis-marxis)
(Samata, Selasa 29 Mei 2018)

