Iklan

Harapan Mahasiswa Atas Kehadiran Kembali DEMA Universitas

Lapmi Ukkiri
23 January 2018
Last Updated 2020-06-23T04:28:28Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
Oleh: Muh. Akbar

Menyoal tentang Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas yang kemudian disingkat dengan DEMA-U merupakan lembaga intra mahasiswa tertinggi pada sebuah perguruan tinggi, tak terkecuali di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas yang tadinya dikenal dengan Presiden Mahasiswa (PRESMA) sebagai lembaga kemahasiswaan yang mewakili suara mahasiswa di tingkat universitas sebelumnya pada tahun 2013 dibekukan oleh otoritas tertinggi dalam pengambilan keputusan pada sebuah perguruan tinggi, dalam hal ini pihak rektorat. Namun dalam beberapa waktu kedepan tepatnya pada tanggal 29 Januari 2018 revitalisasi DEMA-U secara kelembagaan akan segera dihadirkan.

Terlepas dari pro-kontra yang menghiasi kehadiran kembali DEMA-U, yang oleh kalangan aktivis mahasiswa diganggap sebagai sebuah kebijakan yang patut untuk dicurigai sebab kehadirannya begitu tiba-tiba, tentunya kebijakan Wakil Rektorat III Bidang Kemahasiswaan ini membawa angin segar bagi perjuangan mahasiswa kedepannya dalam menyuarakan setiap kepentingannya. Betapa tidak, posisi strategis DEMA-U sebagai lembaga intra mahasiswa tingkat universitas secara politik memiliki power lebih dalam mengawal setiap kebijakan UIN Alauddin Makassar agar senantiasa pro terhadap mahasiswa secara keseluruhan.

Deretan Tugas Yang Menanti

Ketiadaan lembaga Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas secara struktural di UIN Alauddin Makassar beberapa tahun terakhir  meninggalkan banyak pekerjaan rumah bagi ketua umum terpilih nantinya. Deretan kebijakan universitas yang tidak pro terhadap mahasiswa selama ini hadir begitu mudah sebab tidak adanya mitra kritis (baca: DEMA-U) sebagai alat control kekuasaan di tingkat universitas.

Penerapan kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai pengganti dari SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) masih menyimpan misteri serta persoalan yang menuntut upaya penyelesaian segera sebab dinilai memberatkan mahasiswa. Kebijakan pelarangan mobilisasi mahasiswa baru selama satu tahun untuk mengikuti kegiatan di luar kampus yang dilakukan oleh lembaga intra sebagai salah satu penunjang proses kaderisasi ditingkat fakultas pun hadir mengiringi ketiadaan DEMA-U selama ini. Proses pemilihan wakil mahasiswa baik itu SENAT Mahasiswa, DEMA maupun HMJ yang sebelumnya dipilih secara langsung oleh seluruh mahasiswa berubah menjadi sistem perwakilan merupakan salah satu bentuk kebijakan yang mengamputasi demokrasi yang seharusnya tumbuh subur dalam ruang lingkup perguruan tinggi. Kebijakan demikian juga menjadi gambaran tersendiri yang mewarnai absennya DEMA-U beberapa tahun terakhir di UIN Alauddin Makassar. Persoalan lain yang tak kalah penting ialah ketiadaan AD-ART sebagai rujukan lembaga intra mahasiswa dalam mengelola organisasi. Hal demikian penting sebab Buku Saku Mahasiswa sebagai satu-satunya rujukan selama ini, dinilai belum mampu mengakomodir segala kebutuhan dalam pengelolaan lembaga kemahasiswaan yang ada.

Beberapa persoalan diatas dan masih banyak lagi tak pelak menjadi salam pembuka bagi ketua DEMA-U terpilih nantinya. Komitmen dalam upaya menyelesaikan persoalan yang ada sebab lemahnya pressure politik di tingkat universitas sebagai buntut dari ketiadaan DEMA-U selama ini, tentu akan menjadi tolok ukur berhasil tidaknya DEMA-U yang akan datang dalam memposisikan diri secara politik jelas keberpihaknnya kepada kepentingan mahasiswa. Hal ini pulalah yang nantinya akan menjawab kecurigaan besar terhadap dasar pemikiran yang melatari hadirnya kembali Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas oleh pimpinan kampus UIN Alauddin Makassar. 

Harapan Tehadap DEMA-U

Proses pemilihan ketua umum Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas yang tinggal menunggu beberapa hari lagi, tentu begitu dinantikan oleh seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Sebab DEMA-U sebagai corong komunikasi ditingkat universitas diharap mampu menyalurkan aspirasi serta kebutuhan mahasiswa yang selama ini tidak mampu diakomodir secara maksimal oleh DEMA Fakultas. Kehadiran kembali DEMA-U ini diharapkan mampu menguatkan simpul seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang kita harap nantinya akan menjadi sebuah kekuatan politik yang mampu mengurai serta menyelesaikan berbagai persoalan kemahasiswaan. DEMA-U sebagai wakil mahasiswa ditingkat universitas harus mampu menguatkan kekuatan-kekuatan mahasiswa dalam konteks interaksi hubungan mahasiswa dengan pimpinan secara demokratis, dalam artian bahwa pimpinan kampus harus menghargai posisi penting mahasiswa sebagai bagian integral dalam komunitas perguruan tinggi.

Harapan ini sekaligus menjadi ultimatum bagi DEMA-U agar tidak menjadi sekedar pelengkap struktural lembaga kemahasiswaan di UIN Alauddin Makassar yang selama ini cacat. Akan tetapi DEMA-U lewat agenda ideologisnya dengan analisa kritis yang tajam serta memiliki kekuatan bargaining mampu menghindarkan mahasiswa menjadi objek kekuasaan yang hegemonik dan despotik yang coba dipraktekkan oleh kampus.


   

 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

1 comment: